Atas nama alam semesta
Ku regukan seluruh udara yang Tuhan limpahkan
Menghirup sedalam-dalam yang ku mampu
Dan menikmati setiap lekuk kenikmatan itu
Ketika deru nafas mulai mengembang-kempis Yang senantiasa membuatku tetap hidup
Hidup memang sudah seharusnya seperti itu
Bersulang dalam bahagia
Yang kerap membuatmu tertawa renyah
Terasa hangat dan terlihat begitu mempesona
Sayangnya
Ketidaksabaran Tuhan
Seringkali membuatmu terpaksa menanggung sejuta perih yang mendidih
Begitu terik dan menyesakkan
Mengupas jiwamu selapis demi selapis
Hingga kau terlalu lelah
Bahkan hanya untuk sekedar bermimpipun tak mampu
Dan ketika ku coba berteriak
Menangis sekencang-kencangnya
Kenyataan masih saja seperti itu
Selalu sama
Tak bergeming sedikitpun
Sungguh
Ketidakberadaanmu membuat hidup terasa terlalu panjang untuk dilalui
Terkadang aku terpaksa harus sesekali berhenti
Meretas letih yang semakin sering terasa
Disela-sela perjalanan yang kian hari makin terasa membosankan
Masih terlalu banyak persimpangan didepan sana
Dan sialnya, semua terlihat sangat sama.
Konon, hidup bisa terasa sedikit lebih indah
Ketika kau tak menyimpan terlalu banyak harap
Dan kini
Aku telah sandarkan semua mimpi dan harapan yang tersisa
Disini, pada pagi yang mencumbu hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar