Dua orang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di
Lampung hampir saja harus mengakhiri perjalanan karir mereka sebagai
mahasiswa akibat perbuatan mereka yang gegabah. Beruntung beberapa orang
dalam perguruan tinggi tersebut mau menerima permintaan maaf kedua
mahasiswa tersebut dan mahasiswa berjanji akan menjalani hukuman sesuai
kesepakatan serta berjanji tidak akan mengulangi lagi dikemudian hari.
Problematika ini diawali dengan diadakanya ujian
test TOEFL untuk mahasiswa sebagai salah satu bentuk syarat kelulusan.
Saat ujian terjadi, seorang siswa yang berinisial RS datang terlambat.
Sang dosen yang bertugas didalamnya masih mau memberikan toleransi
keterlambatanya tetapi sang mahasisa harus memakai almamater untuk
mengikuti ujian ini. Sang mahasiswapun keluar dan mencari almamater.
Beberapa menit kemudian si mahasiswapun kembali dan segera meminta paper
ujian. Sang dosenpun memberikanya. Mahasiswa itu seakan tidak senang
dangan perlakuan yang ia dapatkan terbukti dengan perbuatanya yang
menjawab 140 soal dalam tempo 5 menit padahal ujian baru saja dimulai.
Setelah mengumpulkan jawaban iapun keluar dan membanting pintu.
Keesokan harinya, salah seorang pegawai kampus
menjumpai status seorang mahasiswa yang terang terangan mengakui ketidak
senanganya kepada dosenya, ia bahkan menuliskan kata-kata kotor
terhadap dosen, kapital dan jelas ditujukan kepada siapa. Dan siswa itu
adalah mahasiswa tang mengikuti ujian TOEFL dihari sebelumnya.
Dibawahnya seorang teman pemasang status yang juga mahasiswa perguruan
tinggi tersebut malah menambahkan kalimat yang tidak tidak, yang intinya
memberikan kesan buruk pada si dosen dan juga kampus.
Sang dosen bersangkutan yang mengetahui semua ini
langsung bergegas menuju rumah mahasiswa untuk menanyakan perihal status
tersebut. Dosen itu ingin menyelesaikan masalah itu diluar kampus face
to face, kebetulan juga sang dosen juga masih lajang. Ternyata sang
mahasiswa tak dapat ditemukan. Situasi kampus semakin hot saja dan para
orang dalam kampuspun berusaha mencari jejak si mahasiswa dan menentukan
konsekuensi apa yang akan diberikan pada kedua facebooker tersebut.
melihat bukti bukti yang ada, mahasiswa itu memang total dijalan yang
salah. Ada angin berembus bahwa mereka akan dilaporkan ke polisi dengan
tuntutan pencemaran nama baik sekaligus ponish dari akademik yaitu D.O,
drop Out.
Semua konsekuensi yang diberikan akhirnya tak
dijalankan, setelah kedua mahasiswa itu mengakui kesalahan mereka dan
meminta maaf. Semua itu hanyalah emosi sesaat mereka dan juga tindakan
dalam bentuk iseng saja.
Jangan main main dengan Facebook!!
Ini hanyalah salah satu dari sekian banyak masalah
yang timbul disekeliling kita. saat ini facebook adalah jejaring sosial
yang sangan disukai banyak orang. Hampir setiap orang sudah mengenal
media ini bahkan lebih dari itu banyak orang menggunakan facebook sesuai
dengan keinginannya masing masing, ada yang ingin berekpansi bisnis,
rekan, ajang narsis, expressi diri, tempat curhat, menipu orang lain,
mencari pasangan bahkan menghujat dan menghina pihak pihak lain dan
sebagainya. Lewat media ini apapun bisa tersebar kebanyak orang dengan
sekali ketik saja. Intinya, setiap info baik mengenai kebaikan atau
keburukan sangat mudah menyebar disini.
Dalam kontek masalah ini, adalah hak kita untuk
mengunakan facebook atau tidak, tapi ada baiknya kita bisa memfilterapa
apa saja yang bisa kita taruh disana, jangan sampai
perbuatan kita yang mungkin kita anggap sepele malah merugikan orang
lain dan diri kita sendiri nantinya.
Terlepas benar atau tindakan yang diatas yang telah
saya bagikan, ada satu hal yang saya kira harus kira garis bawahi.
Setiap perbuatan itu membawa konsekuensi masing masing, bila kita
berbuat baik maka niscaya akan membawa dampak yang baik pula bagi kita,
bila kita melakukan sesuatau yang tidak baik maka konsekuensi yang tak
baikpulalah yang akan kita terima. Ibarat kaca, ia pasti akan
merefleksikan apa adanya. Ada aksi maka akan ada reaksi.
Konsiderasi antara baik dan buruk sebelum berbuat
sesuatu tentunya akan membawa keuntungan bagi kita. Memperbaiki dan
membangun jauh lebih sulit dari pada merusak.
Salam sayang,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar