Jumat, 09 September 2011

Sebabnya Mobil China Kurang Laku

Beberapa tahun yang lalu, Indonesia dibanjiri oleh sepeda motor dari China. Berbagai merk sepeda motor yang aneh kedengarannya beredar. Harga sepeda motor tersebut sangat murah dibandingkan dengan harga sepeda motor Jepang yang sudah lama eksis. Kebijakan harga (pricing policy) murah ini dilakukan dengan pertimbangan daya beli masyarakat Indonesia masih rendah.
Namun, kualitas sepeda motor China tersebut dibawah standar, sehingga harga yang murah tidak menjamin akan laku di pasaran. Sepeda motor merk Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki tetap mendominasi pasar sepeda motor di Indonesia. Dengan demikian, gagallah invasi sepeda motor China ke Indonesia, dikalahkan oleh “samurai” dari Jepang.
Akhir-akhir ini, tampaknya China mulai serius ingin menggarap pasar otomotif di Indonesia. Sekarang bukan lagi sepeda motor, tetapi mobil. Yang tampaknya sudah pasti adalah Indomobil Group yang telah bekerjasama dengan China Geely Automotive Holdings, dengan mendirikan PT Geely Mobil Indonesia (GMI).
GMI akan membangun pabrik assembling mobil di Delta Mas, Cikarang, Bekasi, di atas tanah seluas 25 HA dengan investasi awal sekitar 30 juta US Dollar - 50 juta US Dollar dan kemudian akan ditingkatkan dalam jangka panjang menjadi antara 1 milyar US Dollar hingga 2 milyar US Dollar. Kapasitas produksinya ditargetkan mencapai 30.000 unit pada tahun 2015 (TempoInteractive 3/8/2011).
Merk-merk yang akan beredar adalah Panda LC Crossover, Panda city car, MK Sedan, MK2 hatchback, Gleagle GV5 MPV, Emgrand EC 718 premium sedan dan Panda MK, mobil listrik (Jakarta Post 3/8/2011}. Apakah merk Geely akan terus diproduksi bersama-sama dengan Panda, tidak jelas. Adalagi truk merk Foton dan SUV merk Tiggo dari produsen yang lain, yang coba untuk menyeruak di antara merk-merk Jepang yang sudah established.
Terlepas dari masalah itu, rupanya China kurang pandai memilih nama untuk merk-merk mobil buatannya untuk konsumsi pasar internasional. Mungkin butuh waktu 10 tahun atau 15 tahun lagi untuk bisa bersaing dengan Toyota atau Honda. Walaupun penjualan mobil tahun 2010 di China mencapai 17,2 juta unit, namun penjualan itu hanya dalam skala lokal saja karena penduduk China memang memiliki daya beli yang tinggi serta jumlah penduduk yang lebih daripada 1 milyar. Misalnya merk Geely mirip dengan nama wanita Lily atau Lely atau Melly atau Helly sehingga dinilai terlalu feminin. Dan kalau dilafalkan pun akan janggal kedengarannya yaitu menjadi “geli” atau lebih parah lagi bisa menjadfi “gile” menurut dialek Betawi untuk “gila”.
Demikian pula dengan merk “Panda”, sebuah nama untuk binatang langka yang menjadi ikon China. Mungkin “Panda” sudah mendunia, tapi jika untuk merk mobil, mungkin kurang cocok. Panda nya yang terkenal, tapi mobilnya tidak.
Hingga saat ini belum ada merk mobil China yang beredar secara luas dan branded di Eropa atau Amerika Serikat. Mungkin merk-merk mobil China hanya dikenal oleh penduduk China saja. Image atau citra mobil China yang kurang bermutu tanpa adanya jaminan after sales service yang luas disamping merk-merk yang kurang marketable membuat peredaran mobil China di Indonesia tampaknya akan mengalami kesulitan alias kurang laku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar